Komplikasi Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai
Credit: Freepik. Osteoporosis atau pengeroposan tulang adalah penyakit yang membuat tulang menjadi lemah.

Bagikan :


Penyakit osteoporosis atau pengeroposan tulang adalah penyakit yang banyak dialami oleh kelompok lanjut usia. Namun beberapa kasus osteoporosis juga dapat dialami oleh wanita yang berusia 45 tahun ke atas. Yang perlu diwaspadai dari osteoporosis adalah kondisi ini dapat menyebakan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat.

 

Apa Itu Osteoporosis?

Osteoporosis atau pengeroposan tulang adalah penyakit yang membuat tulang menjadi lemah. Normalnya, tulang dalam tubuh yang rusak akan terus mengalami regenerasi. Pada kasus osteoporosis, kerusakan tulang berlangsung lebih cepat dari proses regenerasi. Akibatnya tulang kekurangan kepadatannya dan membuatnya mudah keropos.

Tulang yang keropos dapat meningkatakn risiko patah tulang sewaktu-waktu. Tidak hanya itu, jika osteoporosis tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan fisik dan kejiwaan seseorang.

 

Komplikasi Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai

Perkembangan kondisi osteoporosis pada setiap orang dapat bervariasi, tergantung dari keparahan kasus dan perawatan yang dijalani. Apabila tidak mendapat perawatan yang sesuai, osteoporosis dapat menyebabkan berbagai komplikasi masalah kesehatan lainnya, antara lain:

 

Keterbatasan Gerak

Osteoporosis menyebabkan gerak Anda terbatas. Jika tubuh Anda kurang bergerak, hal ini dapat menambah berat badan Anda. Akibatnya tekanan pada tulang lutut dan pinggul bertambah sehingga menambah risiko penyakit lainnya.

 

Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah kondisi pengapuran sendi yang biasanya terjadi di sekitar pinggul, lutut dan tubuh bagian bawah. Biasanya kondisi ini rentan dialami oleh orang yang memiliki banyak aktivitas melibatkan gerak tubuh bagian bawah.

Ketika seseorang mengalami osteoporosis dan tidak mendapat perawatan yang tepat, tulang akan semakin keropos dan menyababkan tekanan pada persendian meningkat. Kondisi ini menyebabkan pengapuran sendi yang jarang disadari. Sebagian besar kasus pengapuran sendi baru diketahui ketika terjadi patah tulang.

 

Patah Tulang

Patah tulang adalah jenis komplikasi paling umum yang terjadi akibat osteoporosis. Tulang yang keropos akan kehilangan kepadatan mineralnya lalu secara bertahap menyebabkan mudah patah tulang. Beberapa area tulang yang mudah patah antara lain tulang belakang, tulang pinggul, dan pergelangan tangan.

Selain patah tulang, Anda juga dapat mengalami kesulitan bergerak seperti kesulitan membungkuk, tidak bisa duduk atau berdiri dalam waktu yang lama, kerap mengalami nyeri pinggul, dan bengkak. Apabila Anda kerap mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter. 

 

Penyakit Jantung

Osteoporosis dan penyakit jantung sering dianggap sebagai dua masalah kesehatan yang tidak berhubungan. Namun sebuah penelitian mengungkapkan bahwa osteoporosis dapat menyebabkan penyakit jantung.

Pasien yang pernah mengalami patah tulang akibat osteoporosis memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung arteri koroner dan stroke. Begitu juga sebaliknya, orang yang memiliki penyakit kardiovaskular cenderung lebih tinggi mengalami osteoporosis. Hal ini diduga terkait dengan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik dan diabetes.

 

Depresi

Orang yang mengalami osteoporosis cenderung kurang memiliki aktivitas fisik. Rasa nyeri yang dirasakan cenderung menghambat aktivitas sehari-hari. Selain itu rasa ketakutan untuk mengalami patah tulang akibat osteoporosis juga meningkatkan risiko mengalami depresi.

Seperti ulasan di atas, komplikasi osteoporosis dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, penyakit jantung dan masalah tulang lainnya. Untuk itu, apabila Anda memiliki gejala dan faktor risiko terkena osteoporosis sebaiknya segera periksakan ke dokter agar mendapat penanganan yang sesuai.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 18:30